bersemai.org

1965

  • Dokumentasi dan Memori Lintas-generasi

    Dokumentasi dan Memori Lintas-generasi Oleh : Dhia Oktoriza Sativa (Mahasiswa Sejarah 2015) Manusia hidup dalam tiga dimensi waktu yang berbeda, ia pernah hidup di masa lalu yang telah lewat dan tak akan terulang, ia hidup dalam masa kini yang sedang dijalani, dan ia akan hidup di masa depan yang ada di angan-angan. Ketiga dimensi waktu…

    Read more

  • Munari dan yang Tersisa

    Munari dan yang Tersisa Pada tahun 1944, saya lahir di Batangan, Pati. Ketika remaja, saya membantu orang tua saya bekerja di sawah, antara tahun 1960 sampai 1964. Saya seorang penyintas tragedi 1965. Memang, dahulu saya aktif di Pemuda Rakyat. Tetapi sebenarnya ketika terjadi peristiwa G30S, saya tidak tahu apa-apa. Karena peristiwa itu lah, saya ditangkap…

    Read more

  • Kamp Plantungan

    Kamp Plantungan Plantungan berasal dari kata “latung” atau “lantung” tempat minyak latung atau minyak tanah. Atau disebut residu petroleum atau lengo potro sebagai bahan aspal. Hal in terlihat dari air sungai di pinggiran yang memunculkan warna ada tumpahan air di atas air, sehingga muncul lingkaran yang membentuk warna spektrum. Zat-zat dari air di sini yang…

    Read more

  • Jasmi dan Masa-masa Sulit

    Jasmi dan Masa-masa Sulit Pada awal Oktober 1965, Jasmi telah mendengar berita tentang “pemberontakan PKI di Jakarta” melalui radio. Di suatu siang di akhir Oktober, ia dan 7 orang lain dibawa paksa oleh Pamong Desa ke balai desa, lalu ke kantor Kecamatan. Di sana ia ditahan selama lebih kurang sebulan, tanpa makan, tidur di lantai,…

    Read more

  • Cerita Dari Wanayasa

    Cerita Dari Wanayasa Eko Sutikno, atau biasa kami sapa Babe, adalah korban dari kekejaman politik Orde Baru. Pasca kerusuhan politik tahun 1965, nasib membawanya tuk hidup dari penjara ke penjara, hingga pembuangan di Unit 3 Wanayasa, Pulau Buru. Di Wanayasa inilah, Babe bertemu Pramoedya Ananta Toer, Hasjim Rachman, hingga Rivai Apin. Babe memiliki kedekatan khusus…

    Read more

  • Membaca Mia Bustam: Memoar Kedua, Dari Kamp ke Kamp

    Membaca Mia Bustam: Memoar Kedua, Dari Kamp ke Kamp Dari Kamp ke Kamp adalah kisah yang penuh emosi, menghadirkan potongan sejarah Indonesia yang mungkin tidak banyak diketahui generasi muda. Ditulis oleh Mia Bustam, buku ini melanjutkan memoar pertamanya. Dalam volume kedua ini, Mia berbagi pengalaman getirnya sebagai tahanan politik yang berpindah dari satu kamp ke…

    Read more

  • Membaca Mia Bustam: Memoar Pertama, Aku dan Sudjojono

    Membaca Mia Bustam: Memoar Pertama, Aku dan Sudjojono Buku Mia Bustam Memoar 1: Aku dan Sudjojono adalah karya autobiografi yang memukau dari Mia Bustam, seorang figur yang sering kali hanya dikenal sebagai istri pelukis ternama, S. Sudjojono. Namun, melalui buku ini, Mia menunjukkan dirinya sebagai sosok yang kompleks dan mandiri, dengan perspektif yang tajam terhadap…

    Read more

  • Tentang Tutur yang Enggan Tutup: Meneruskan Kisah-Kisah Penyintas Tragedi 1965 Melintasi Zaman

    Tentang Tutur yang Enggan Tutup: Meneruskan Kisah-Kisah Penyintas Tragedi 1965 Melintasi Zaman Kemanusiaan itu seperti terang pagiRekahkan harapan, menepis kabut gelap Pagi itu, ketika saya mengetik tulisan ini, seorang kawan sedang memutar lagu Efek Rumah Kaca berjudul Seperti Rahim Ibu. Tepat pada bagian lirik yang saya kutip di atas, saya mendengarkan secara saksama. Kemanusian selalu identik…

    Read more

  • Eko Sutikno: Hidup dalam Perantauan

    Eko Sutikno: Hidup dalam Perantauan Eko, lahir pada tahun 1940 sebagai anak sulung dari tiga bersaudara. Barangkali sebagaimana kebiasaan orang Jawa pada umumnya, sebagai anak pertama, Eko begitu disayang oleh kedua orang tuanya. Dengan tersitanya curahan kasih sayang untuknya, saat SMP Eko memutuskan untuk pergi ke Semarang, agar kedua adiknya mendapatkan bagian kasih sayang melalui…

    Read more

  • Soemini Mencari Keadilan Sampai Akhir Hayatnya

    Soemini Mencari Keadilan Sampai Akhir Hayatnya Debora Soemini tak pernah menyangka, peristiwa penculikan dan pembunuhan beberapa petinggi Angkatan Darat di Jakarta oleh sekelompok tentara akan mengubah seluruh hidupnya secara drastis. Ia baru berkuliah selama tiga bulan di Institut Pertanian dan Gerakan Tani Egom, Bogor. Sesuatu yang ia idamkan karena tak banyak orang memiliki kesempatan menempuh…

    Read more